┏📜📚📖━━━━━━━━━━━━━┓
*KAJIAN SIRAH ISLAM*
┗━━━━━━━━━━━━━📖📚📜┛
Fatimah binti Rasulullah saw lahir pada hari Jum'at 20 Jumadil Akhir 5 tahun sebelum masa kenabian, ketika usia Rasulullah saw 35 dan ikut andil dalam peletakan Hajar Aswad saat Ka'bah dibangun ulang oleh Quraisy.
Beliau merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara sekaligus putri terkecil Khadijah. Adapun saudara-saudarinya yang lain adalah: Al-Qosim, Abdullah, Zainab, Ruqoyyah dan Ummi Kultsum. Ditambah satu lagi yang beda ibu, yaitu Ibrahim dari Mariyah Al-Qibtiyah yang berdarah Mesir.
Setelah hijrah bersama ayahnya, Fatimah sudah memasuki usia yang sangat matang untuk menikah, bahkan termasuk sangat telat di masa itu. Saat itu usianya sekitar 18 tahun.
Adapun keterlambatan pernikahan beliau dikarenakan sibuk mendampingi ayah tercintanya sejak awal diturunkannya wahyu, terlebih setelah ketiga saudarinya menikah dan Khadijah wafat. Sehingga, mau tidak mau, Fatimah lah yang mengurusi Rasulullah saw hingga beliau mendapat julukan: ام ابيها
"Ibu bagi ayahnya."
Sebelum dilamar oleh Ali, beberapa sahabat dekat Rasulullah saw mencoba untuk melamarnya, akan tetapi lamaran itu ditolak oleh Rasulullah saw dengan alasan menunggu ketentuan dari Allah. Di antara mereka yang ditolak lamarannya adalah Abu Bakar, Umar dan Abdurrahman bin Auf. Setelah ketiga pembesar sahabat Nabi ini ditolak, akhirnya mereka menemui Ali agar melamar Fatimah. Sebagian dari mereka berkata: "Jika kau meminta Fatimah dari Nabi, sungguh Nabi akan menikahkanmu dengan putrinya."
Setelah melewati berbagai keraguan, akhirnya Ali memberanikan diri untuk melamar Fatimah dari ayahnya. Lamaran itu diterima dan menikahlah putra dan putri terbaik Bani Hasyim pada tahun 2 H setelah perang Badar.
Dari pernikahannya dengan Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah dikarunia 5 anak: Hasan, Husein, Muhassin, Zainab dan Ummi Kultsum. Akan tetapi, hanya dari Hasan dan Husein-lah keturunan Ahlul Bait berlanjut. Sedangkan yang lainnya terputus, begitupun dari putra-putri dan cucu Rasulullah saw yang lainnya.
Fatimah wafat 6 bulan setelah ditinggal seseorang yang paling ia cintai selama hidupnya, yaitu ayahnya: Rasulullah saw.
Fatimah sudah tahu betul bahwasannya beliau adalah orang yang pertama yang akan menyusul Rasulullah saw, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah:
فَلَمَّا مَرِضَ النَّبِيُّ ﷺ دَخَلَتْ فَاطِمَةُ، فَأَكَبَّتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ رَفَعَتْ رَأْسَهَا فَبَكَتْ، ثُمَّ أَكَبَّتْ عَلَيْهِ وَرَفَعَتْ رَأْسَهَا فَضَحِكَتْ، فَقُلْتُ: إِنِّيْ كُنْتُ أَظُنُّ أَنَّ هَذِهِ مِنْ أَعْقَلِ نِسَائِنَا، فَإِذًا هِيَ مِنَ النِّسَاءِ. فَلَمَّا تُوُفِّيَ، قُلْتُ لَهَا: رَأَيْتُكِ حِيْنَ أَكْبَبْتِ عَلَى النَّبِيِّ فَرَفَعْتِ رَأْسَكِ فَبَكَيْتِ، ثُمَّ أَكْبَبْتِ عَلَيْهِ فَرَفَعْتِ رَأْسَكِ فَضَحِكْتِ، مَا حَمَلَكِ عَلَى ذَلِكَ؟ قَالَتْ: «إِنِّيْ إِذًا لَنَذِرَةٌ، أَخْبَرَنِيْ أَنَّهُ مَيِّتٌ مِنْ وَجْعِهِ هَذَا فَبَكَيْتُ، ثُمَّ أَخْبَرَنِيْ أَنِّيْ أَسْرَعُ أَهْلِ بَيْتِهِ لُحُوْقاً بِهِ فَذَاكَ حِيْنَ ضَحِكْتُ»
"Ketika Nabi saw sakit, Fatimah masuk, dia mendekat ke Nabi, dia mengangkat kepalanya lantas menangis, kemudian mendekat lagi dan mengangkat kepalanya, lantas tertawa. Aku berkata: "Sungguh aku mengira Fatimah adalah wanita paling berakal, ternyata dia wanita biasa saja."
Setelah Nabi meninggal, aku berkata kepada Fatimah: "Aku melihatmu ketika mendekati Nabi, kau mengangkat kepala lantas menangis, kemudian kau mendekat lagi mengangkat kepala lantas tertawa, apa yang membuatmu begitu?"
Fatimah menjawab: "Beliau mengabarkan bahwa beliau akan meninggal dari sakitnya ini, lantas aku menangis. Kemudian beliau mengabarkan bahwasannya aku adalah Ahli Baitnya yang paling cepat menyusulnya, lantas aku tertawa." (HR. Hakim)
Dalam riwayat tambahan dari Thabrani di al-Mu'jam al-Kabir, Rasulullah bersabda:
"إِنَّكِ سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ إِلَّا مَا كَانَ مِنَ الْبَتُوْلِ مَرْيَمَ بِنْتِ عِمْرَانَ".
"Sesungguhnya engkau adalah pemimpin wanita ahli surga, selain Al-Batul Maryam binti Imran."
Kenapa Fatimah mendapat gelar Pemimpin Wanita Surga?
Dalam sebuah hadist :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَيْسَرَةَ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشْبَهَ سَمْتًا وَدَلًّا وَهَدْيًا بِرَسُولِ اللَّهِ فِي قِيَامِهَا وَقُعُودِهَا مِنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ وَكَانَتْ إِذَا دَخَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ إِلَيْهَا فَقَبَّلَهَا وَأَجْلَسَهَا فِي مَجْلِسِهِ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَا قَامَتْ مِنْ مَجْلِسِهَا فَقَبَّلَتْهُ وَأَجْلَسَتْهُ فِي مَجْلِسِهَا فَلَمَّا مَرِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَتْ فَاطِمَةُ فَأَكَبَّتْ عَلَيْهِ فَقَبَّلَتْهُ ثُمَّ رَفَعَتْ رَأْسَهَا فَبَكَتْ ثُمَّ أَكَبَّتْ عَلَيْهِ ثُمَّ رَفَعَتْ رَأْسَهَا فَضَحِكَتْ فَقُلْتُ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ أَنَّ هَذِهِ مِنْ أَعْقَلِ نِسَائِنَا فَإِذَا هِيَ مِنْ النِّسَاءِ فَلَمَّا تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ لَهَا أَرَأَيْتِ حِينَ أَكْبَبْتِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَفَعْتِ رَأْسَكِ فَبَكَيْتِ ثُمَّ أَكْبَبْتِ عَلَيْهِ فَرَفَعْتِ رَأْسَكِ فَضَحِكْتِ مَا حَمَلَكِ عَلَى ذَلِكَ قَالَتْ إِنِّي إِذًا لَبَذِرَةٌ أَخْبَرَنِي أَنَّهُ مَيِّتٌ مِنْ وَجَعِهِ هَذَا فَبَكَيْتُ ثُمَّ أَخْبَرَنِي أَنِّي أَسْرَعُ أَهْلِهِ لُحُوقًا بِهِ فَذَاكَ حِينَ ضَحِكْتُ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ عَائِشَةَ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Utsman bin Umar telah mengabarkan kepada kami Isra`il dari Maisarah bin Habib dari Al Minhal bin 'Amru dari Aisyah binti Thalhah dari Ummul Mukminin Aisyah dia berkata, "Saya tidak pernah melihat seorang pun yang menyerupai Rasulullah ﷺ baik pada kekhusyukannya, perilakunya dan pendiriannya ketika berdiri maupun duduknya kecuali Fathimah binti Rasulullah ﷺ, Aisyah berkata; "(yaitu) apabila ia menemui Nabi ﷺ, maka beliau akan menyambutnya, menciumnya dan memberinya tempat duduk di tempat duduk yang beliau tempati, begitu juga dengan Nabi ﷺ, apabila beliau menemuinya, maka ia akan berdiri dari tempat duduknya (untuk menyambut), lalu dia akan mencium beliau dan memberinya tempat duduk di tempat duduk yang dia tempati. Pada saat Nabi ﷺ sakit, maka Fathimah datang menjenguk dan menemui beliau lalu ia merebahkan kepalanya (di dada beliau) dan menciumnya, kemudian Fathimah mengangkat kepalanya sambil menangis, lalu ia merebahkan kepalanya di dada beliau (yang kedua kali), dan mengangkatnya kembali sambil tertawa, maka kataku (dalam hati); "Sungguh saya telah mengira bahwa Fathimah adalah orang yang paling kuat (teguh ketabahannya) di antara wanita-wanita kami namun ternyata dia juga bisa seperti wanita-wanita lainnya (yakni bisa sedih dan menangis)." Ketika Nabi ﷺ telah meninggal dunia, maka saya berkata kepadanya, "Tahukan kamu ketika kamu menyandarkan kepalamu kepada Nabi ﷺ lalu kamu mengangkatnya sambil menangis, setelah itu kamu menyandarkan kepalamu (yang kedua kalinya) lalu mengangkatnya sambil tertawa, apa yang membuatmu seperti itu.Fathimah menjawab : " Sesungguhnya ( pada waktu itu ) saya mendapat kabar rahasia Rosulullah memberi tahukan padaku bahwa beliau akan segera meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Maka saya menangis,
Kemudian Rosulullah juga memberitahukan padaku bahwa akulah salah satu dari anggota keluarganya yang pertama kali menyusul beliau. karena itulah saya tersenyum." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan gharib melalui jalur ini, dan hadits ini juga diriwayatkan oleh beberapa jalur dari Aisyah." ( HR Tarmidzi )
Dalam hadist lain disebutkan :
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ فِرَاسٍ عَنْ عَامِرٍ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
أَقْبَلَتْ فَاطِمَةُ تَمْشِي كَأَنَّ مِشْيَتَهَا مَشْيُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْحَبًا بِابْنَتِي ثُمَّ أَجْلَسَهَا عَنْ يَمِينِهِ أَوْ عَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ أَسَرَّ إِلَيْهَا حَدِيثًا فَبَكَتْ فَقُلْتُ لَهَا لِمَ تَبْكِينَ ثُمَّ أَسَرَّ إِلَيْهَا حَدِيثًا فَضَحِكَتْ فَقُلْتُ مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ فَرَحًا أَقْرَبَ مِنْ حُزْنٍ فَسَأَلْتُهَا عَمَّا قَالَ فَقَالَتْ مَا كُنْتُ لِأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى قُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهَا فَقَالَتْ أَسَرَّ إِلَيَّ إِنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُنِي الْقُرْآنَ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً وَإِنَّهُ عَارَضَنِي الْعَامَ مَرَّتَيْنِ وَلَا أُرَاهُ إِلَّا حَضَرَ أَجَلِي وَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِ بَيْتِي لَحَاقًا بِي فَبَكَيْتُ فَقَالَ أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَوْ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ فَضَحِكْتُ لِذَلِكَ
Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Zakariya' dari Firas dari 'Amir asy-Sya'biy dari Masruq dari 'Aisyah radhiallahu'anhu berkata; 'Fathimah datang dengan berjalan dan cara jalannya mirip seperti jalannya Nabi ﷺ. Kemudian Nabi ﷺ bersabda, "Marhaban (selamat datang) wahai putriku". Lalu beliau mempersilakan Fathimah duduk di samping kanan atau kiri beliau lalu beliau membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia, dan Fathimah pun menangis. Aku bertanya kepadanya; mengapa kamu menangis? Kemudian beliau pun kembali membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia dengan Fathimah dan anehnya dia tertawa. Aku berkata, "Aku belum pernah melihat keadaan seseorang menangis lalu diiringi tertawa seperti hari ini". Aku pun bertanya kepadanya tentang apa yang telah dikatakan oleh beliau ﷺ, maka Fathimah berkata, "Aku tidak akan mau menceritakan pembicaraan rahasia Rasulullah ﷺ hingga Nabi ﷺ wafat". Di kemudian hari aku tanyakan lagi, maka Fathimah berkata, "Beliau bercerita kepadaku bahwa, "Jibril 'alaihissalam datang membacakan Al-Qur'an satu kali dalam setiap satu tahun lalu dia 'alaihissalam menbacakan kepadaku dua kali untuk tahun ini dan aku tidak melihatnya melainkan sebagai isyarat bahwa ajalku sudah akan datang dan sesungguhnya kamu (Fathimah) adalah orang yang pertama yang akan menyusul aku diantara ahlu baitku". Maka aku menangis karenanya. *_Lalu beliau bersabda lagi, "Apakah kamu ridha akan menjadi penghulu para wanita surga atau penghulu para wanita mukminin?"*_. Maka aku menjadi tertawa karenanya". ( HR Bukhari )
Abu Nua'im meriwayatkan dalam Hilyahnya dari
Aisyah beliau berkata:
ما رأيت احدا قط اصدق من فاطمة غير ابيها
"Aku tidak menemukan seseorang yang lebih dari Fatimah selain ayahnya."
Suatu ketika sebagaimana dinarasikan Abu Nu'aim dalam Hilyahnya Anas bin Malik bercerita, bahwasannya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"مَا خَيْرٌ لِلنِّسَاءِ؟"
"Apa hal terbaik untuk wanita?"
Anas berkata, "Sungguh kami tidak tahu apa yang harus kami katakan.”
Lantas Ali pergi menemui Fatimah dan mengabarkannya tentang pertanyaan ini. Kemudian Fatimah berkata:
"فَهَلَّا قُلْتَ لَهُ: "خَيْرٌ لَهُنَّ أَنْ لَا يَرَيْنَ الرِّجَالَ وَلَا يَرَوْنَهُنَّ".
“Kenapa tidak kau katakan saja padanya, ‘Yang terbaik bagi wanita adalah tidak melihat dan dilihat oleh lelaki.’”
Kemudian Ali kembali dan mengabarkan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Lantas Nabi bertanya, "Siapa yang memberitahumu?"
Ali berkata, "Fatimah."
Lantas Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"إِنَّهَا بِضْعَةٌ مِنِّيْ".
"Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dariku."
Fatimah sangatlah pemalu, tak ingin melihat dan dilihat oleh lelaki, bahkan setelah wafatnya sebagaimana diriwayatkan oleh Asma' binti Umais, bahwasannya suatu ketika beliau melihat Sayyidah Fatimah bersedih dan menangis, sebagaimana disebutkan Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A'lam An-Nubala' (3/435).
Kemudian Fatimah berkata:
"إِنِّيْ لَأَسْتَحْيِيْ أَنْ أُخْرَجَ غَداً عَلَى الرِّجَالِ مِنْ خِلَالِهِ جِسْمِيْ".
"Aku sangat malu jika kelak aku (meninggal) dan dibawa oleh kaum lelaki sedangkan nampak lekuk tubuhku!"
Lantas Asma' berkata, "Bagaimana kalau kami membuatkan sesuatu seperti yang pernah aku lihat di Habasyah?" Lantas ia membuat keranda mayat.
Fatimah berkata:
"سَتَرَكِ اللهُ كَمَا سَتَرْتِنِيْ".
"Semoga Allah menutupmu, sebagaimana kau menutup auratku."
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ "
"Sesungguhnya setiap agama mempunyai akhlak yang khusus, sedangkan akhlak agama Islam adalah rasa malu." (HR. Ibnu Majah no. 4181)
Fatimah mempunyai julukan Az-Zahra' yang artinya adalah 'Putih' atau 'Bening', sedangkan pendapat lain menyatakan bahwasannya Nabi saw menamainya Az-Zahra' karena kilau cahayanya yang sampai ke langit sebagaimana kilau cahaya bintang sampai ke bumi, hal ini tak lain karena kezuhudan, kewara'an dan kesungguhannya dalam beribadah.
Kemudian beliau juga mempunyai julukan Al-Batul karena beliau mengungguli dan berbeda dari wanita di masanya dalam hal ibadah, keutamaan dan pengharapannya pada akhirat, seperti halnya Maryam yang juga mendapat gelar Al-Batul sebagaimana disebutkan pada hadits di atas. Pendapat lain menyatakan karena beliau tidak haid, dan hal inilah yang menjadi salah satu sebab ibadah beliau tidak pernah putus.
Selain merupakan orang paling mirip dengan Rasulullah saw dalam segi perangai, akhlak dan kejujuran. Fatimah juga sangat rajin ibadah, taat pada suami dan sabar dengan kemiskinan yang melandanya. Terlebih perjuangannya di awal dakwah Islam menemani Rasulullah saw, kemudian mendukung suaminya dalam berjihad di jalan Allah. Lantas, bagaimana beliau tidak mendapat julukan Pemimipin Wanita Surga? Terlebih rasa malu yang sangat besar yang ada pada diri beliau yang tak lain merupakan akhlak utama dan ciri khas Islam. Semoga kita dan keluarga kita bisa meneladani Fatimah Az-Zahra', Aamiin.
Fatimah Az-Zahra wafat pada tahun 11 H. Tepat pada bulan Ramadhan malam selasa berdasarkan riwayat yang rojih. Sebagian menyatakan pada tanggal Rabiul Akhir, Rajab, dan 3 Jumadil Akhir
┈┈┈┈┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈┈┈┈┈
*_Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya._*
Rasulullah saw bersabda:
"Barang siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya." (HR. Muslim)
*_Salurkan Zakat, Infaq dan Shadaqah anda melalui LAZISMU Sayati 4:_*
https://lazismusayatiempat.org
_Fastabiqul Khoirot_
0 Komentar