Tahun 1783, dalam buku "History of Java", Raflles menuliskan, Amangkurat II, Raja Mataram, menggelar pertunjukan agung Rampog Macan, pertarungan harimau jawa dan banteng/kerbau (sima-maesa) dan harimau jawa dan manusia (rampogan sima), yang di kemudian hari meluas hingga ke Blitar, Kediri, Temanggung, Malang, Mojokerto, dan Surabaya.
Prosesi ini awalnya melambangkan perlawanan dan kemenangan kerajaan (banteng/kerbau dan manusia) melawan kekacauan/keliaran (harimau), yang kemudian berubah menjadi sekedar hiburan untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan raja/pangeran, dan untuk mengurangi populasi harimau, yang banyak dilaporkan memangsa ternak warga dan menyerang manusia.
Banteng/kerbau besar, yang punggungnya sudah diolesi daun kelantang yang membakar, dilepaskan di hadapan harimau Jawa yang juga dilepaskan dari kandang yang dibakar. Di sekeliling arena dibuat pagar ribuan manusia bertombak panjang, beracun, dan tajam. Hewan-hewan yang mengamuk ini kemudian dibiarkan saling bertarung. Harapannya, harimau akan mati terbunuh. Jika harimau menang, maka ia akan ditombak beramai-ramai. Jika banteng/kerbau atau harimau berusaha melarikan diri, maka akan ditombak beramai-ramai pula.
Menurut R Kartabirawa (1923), pada 1880, di Blitar, acara ini diadakan di hari ke tujuh setelah lebaran, sebagai festival dan tolak bala dari wabah dan erupsi Gunung Kelud, meski Gunung Kelud kemudian justru meletus hebat pada 1901 dan 1919, yang menewaskan lebih dari 5000 warga.
Robert Wessing (1992) dalam "A Tiger in the Heart: The Javanese Rampok Macan" menuliskan, pada 1791, Kraton Yogya dan Surakarta rutin mengadakan Rampog Macan untuk menyambut tamu-tamu Eropanya.
Pemerintah Hindia Belanda melarang Rampog Macan pada 1905, karena disinyalir mendorong punahnya harimau jawa.
Pada 1980-an, harimau jawa (Panthera tigris sondaica) benar-benar punah. Rampogan dan perburuan usai masuknya senjata api dituding sebagai penyebabnya.
Ada beberapa laporan pada 1990-an bahwa beberapa harimau jawa masih ditemukan, tapi tidak bisa dibuktikan.
0 Komentar