JAUHI BERBURUK SANGKA, LAKUKAN BERBAIK SANGKA

_PRASANGKA yang banyak mengandung dosa dan dilarang  adalah prasangka buruk. Prasangka buruk memang bukan sebuah tindakan dan aksi nyata, melainkan  penyakit hati yang bisa menggerakkan manusia berbuat sesuatu yang tercela. Oleh karena itu, meskipun  merupakan prasangka di dalam hati, berburuk sangka tetap dilarang karena banyak mengandung dosa._


🌺 PENYAKIT hati  yang berupa prasangka buruk ( _su’uzon_) ini bukan perkara ringan dan remeh, melainkan  penyakit berbahaya yang dapat membunuh iman.  Orang yang dihinggapi penyakit ini merupakan orang yang jauh dari ketakwaan. Maka, ayat Alquran yang berbicara  tentang hal ini ditutup dengan perintah untuk bertakwa dan bertobat. 


🌺 ALLAH  berfirman, *_“Wahai orang-orang  beriman! Jauhilah banyak dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu sekalian yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.”_*  (QS. Al-Hujurat: 12).

 

🌺 NABI MHAMMAD (Rasulullah) SAW menyebut prasangka (buruk) sebagai “ucapan” yang paling dusta, *_"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.”_* (HR. Al-Bukhari) .


🌺 SABDA Rasulullah SAW  di atas  penting  direnungkan dan dipahami. Sebab, penyakit hati berupa prasangka buruk merupakan maksiat yang samar dan terkadang diremehkan oleh manusia. 


🌺 PERNYATAAN Rasulullah SAW yang menyejajarkan prasangka buruk sebagai ucapan atau perkataan yang paling dusta itu merupakan pelajaran penting dan penggambaran lugas serta mendalam. Nabi Muhammad SAW  menunjukkan betapa keji dan jahatnya prasangka buruk.


🌺 BURUK sangka bukanlah ciri orang beriman. Orang beriman  lebih mendahulukan prasangka baik, kepada siapa pun, termasuk kepada Allah.  


🌺 BERBAIK sangka  bukan hanya diperintahkan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Allah. Artinya,  kita diperintahkan untuk berprasangka baik bahwa Allah akan memperlakukan kita dengan baik. Bahwa Allah akan memberikan kita kebahagiaan, akan menyelamatkan kita di akhirat.


🌺 APABILA  kita berprasangka baik kepada Allah,  Allah pun akan memperlakukan kita sebagaimana prasangka baik kita itu.   Dalam sebuah hadis qudsi, Allah  berfirman,  *_“Aku ‘mengikuti’ prasangka hamba-Ku kepada-Ku, maka silakan berprasangka apa saja terhadap-Ku.”_*  (HR. Ahmad).


🌸 *_SEMOGA Allah  senantiasa rida menganugerahkan  kepada kita semua:  ampunan atas dosa-dosa kita, keselamatan dan  rahmat, kesehatan dan kebahagiaan, umur panjang penuh berkah, rezeki halal,   serta  kemudahan mengarungi kehidupan dunia._*

Posting Komentar

0 Komentar