_SESEORANG yang diberi hadiah akan merasa senang atau bahkan merasa berbahagia, apalagi hadiah itu barang berharga. Oleh karena itu, siapa saja yang diberi hadiah seyogianya untuk berusaha membalasnya._
💐 AISYAH bercerita, *_“Rasulullah SAW biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.”_* (HR. Bukhari).
🥀 MEMBERI hadiah akan menimbulkan rasa cinta di antara sesama, ukhuwah, dan memperteguh hubungan sosial. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda seperti di bawah ini.
🔹 *_“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.”_* (HR. Bukhari).
🌹 SEJATINYA, berbagi hadiah itu berbuat kebajikan. Allah berfirman seperti yang di bawah ini.
✍️ *_“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.”_* (QS. al-Nahl: 90).
🌻 PADA ayat tadi Allah menyebutkan, *“memberi kepada kaum kerabat”*. Maksudnya, sebagai pertanda bahwa mereka harus dipentingkan terlebih dahulu.
🌷 BEGITU juga kiranya dalam soal memberi hadiah. Hendaknya kaum kerabat atau famili terdekat diberi prioritas.
🌺 BERBEDA dengan sedekah, terutama sedekah wajib atau zakat. Kaum kerabat yang fakir dan miskinlah yang harus diutamakan.
🌸 DALAM yurisprudensi Islam, hadiah bukanlah sedekah kendati bernilai ibadah. Hadiah dapat diberikan kepada siapa saja, tanpa memandang miskin atau kaya.
🌼 ABU HURAIRAH bercerita bahwa ketika Rasulullah SAW disodorkan makanan, beliau bertanya dahulu, apakah makanan tersebut berasal dari hadiah ataukah sedekah. Kalau makanan tersebut berupa sedekah, beliau berkata seperti di bawah ini.
🔹 *_“Kalian makan saja makanan tersebut. Namun, kalau makanan tersebut adalah hadiah, maka beliau menyantapnya."_* (HR. Bukhari dan Muslim).
🌷 DICERITAKAN dalam hadis yang ditulis Imam Nasa’i. Bahwa pada suatu hari bibi Ibnu Abbas yang bernama Ummu Hafidz pernah memberi hadiah kepada Rasulullah SAW berupa keju, samin (mentega dari lemak hewan), dan daging biawak.
🌹 NABI MUHAMMAD SAW memakan samin dan keju, namun meninggalkan daging biawak. Hal ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menerima hadiah.
🌸 PERLU dicatat di sini bahwa hadiah yang diberikan harus berupa barang yang halal. *_“Apa yang disebut halal, menurut Nabi SAW, adalah sesuatu yang Allah halalkan dalam kitab-Nya dan yang disebut haram adalah sesuatu yang Allah haramkan dalam kitab-Nya, sedang apa yang Dia diamkan maka itu salah satu yang Allah maafkan buat kamu.”_* (HR. Turmudzi).
🌺 DAGING biawak di kalangan masyarakat Arab pada masa awal Islam termasuk komoditas yang Nabi Muhammad SAW diamkan. Hal ini kemudian mendapat persetujuan Nabi Muhmmad SAW untuk dikonsumsi.
🌻 BELIAU sendiri tidak mengkonsumsinya, kendati Allah memaafkan orang yang memakannya. Namun, sebagai sebuah hadiah, Nabi Muhammad SAW tetap menerimanya.
💐 SEPANJANG hidupnya, Nabi Muhammad SAW tidak pernah menerima sedekah. Namun demikian, sepanjang hidupnya pula beliau memberi sedekah dan hadiah.
🥀 DALAM konteks tertentu, hadiah dapat berupa masakan. Untuk itu, kaum muslimah berpeluang besar untuk saling memberi makanan atau masakan kepada tetangga masing-masing. Nabi Muhammad SAW berseru begini.
*يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا ، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ*
*_“Wahai para muslimah, tetaplah memberi hadiah pada tetangga walau hanya kaki kambing yang diberikan.”_* (HR. Bukhari dan Muslim).
🌸 *_Ya Allah,Tuhan kami, Yang Maha Pemberi. Maha Suci Dia Yang Membagi tezeki dan tak melupakan siapa pun. Jadikan tanganku sebagai tangan di atas untuk memberi, bukan tangan di bawah (peminta). Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segalanya."_*
0 Komentar