TUNTUTAN INSTROSPEKSI DIRI DAN MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DI MASA PANDEMI




_HINGGA kini bangsa kita masih diuji dengan pandemi  virus korona (covid-19). Pandemi ini mengakibatkan masa sulit yang belum berakhir. Saat ini, pandemi sedang naik. Jumlah orang yang sakit dan yang meninggal dunia karena serangan virus ini kian bertambah. Itulah sebabnya, beribadah pada masa sulit  ini mengandung nilai atau keutamaan yang besar._

 šŸŒ» KABAR duka, seperti  kematian karena serangan virus korona, datang silih berganti. Tidak hanya dialami oleh orang lain, tapi juga menimpa keluarga, saudara, teman dekat, bahkan diri sendiri.

šŸŒ¼ EFEK pandemi virus korona dirasakan begitu luas. Di antaranya berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah, baik ibadah harian, pekanan, tahunan, wajib, maupun sunah. 

šŸ„€ PADA prinsipnya, perintah dan kewajiban menjalankan ibadah tetap berlaku walaupun dalam kondisi masa sulit sekalipun. Justru dalam keadaan sulit seperti ini, setiap orang beriman dituntut lebih banyak _bermuhasabah_ (evaluasi/instrospeksi diri) dan _taqararrub_ (mendekatkan diri) kepada Allah. 

šŸŒŗ PUN pula, bertobat jika selama ini seseorang lalai, banyak melakukan kezaliman, keangkuhan, kerusakan, kedurhakaan, dan dosa-dosa lainnya. Baik dosa kecil maupun besar, disengaja atau tidak, sedikit ataupun banyak.

šŸŒ· MENGERJAKAN ibadah pada masa sulit  dengan sabar  mengandung nilai, pahala, atau  keutamaan besar. Hal tersebut berdasarkan pada sejumlah hadis, salah satunya riwayat Muslim dari Ma’qil bin Yasar.  Rasulullah SAW  bersabda seperti berikut ini.

 Ų§Ł„ْŲ¹ِŲØَŲ§ŲÆَŲ©ُ ŁِŁŠ Ų§Ł„ْŁ‡َŲ±ْŲ¬ِ ŁƒَŁ‡ِŲ¬ْŲ±َŲ©ٍ Ų„ِŁ„َŁŠَّ

*_“Beribadah di masa haraj (sulit), seperti berhijrah kepadaku."_* (HR. Muslim no. 2948)

šŸ’ MAKA,  dapat dimaklumi, apabila kita  masih menunaikan ibadah. Kita  biasa menunaikan ibadah seperti biasa, meski dalam keadaan sulit, tetap dengan mengutamakan keselamatan, seperti mematuhi protokol kesehatan.

šŸŒø DALAM fikih juga dikenal istilah _rukhsah_ (keringanan) dalam melaksanakan ibadah, khususnya ketika masa sulit atau sebab tertentu. _Rukhsah_ ini sifatnya  pilihan, maknanya keringanan agama ini boleh dilakukan, boleh juga tidak. 

šŸŒ¹ SAAT  pandemi covid-19 masih terjadi, _rukhsah_ dalam pelaksanaan ibadah termasuk perkara yang disyariatkan. Apalagi jika di sebuah negeri (daerah) yang jelas-jelas termasuk zona merah, penyebaran virusnya sulit dikendalikan, sehingga menimbulkan  kecemasan setiap orang. 

šŸŒŗ MAKA,  karena _uzur syar'i_ tersebut, keringanan menjalankan ibadah berlaku. Inilah salah satu nikmat beragama bahwa hakikatnya Allah menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya, bukan kesulitan.  Allah berfirman, *_“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”_*  (QS. Al-Baqarah ayat 185).

šŸŒø *_Allāhumma innÄ« a'Å«dzu bika minal barashi, wal junÅ«ni, wal judzāmi, wa min sayyi'il asqāmi._*  "Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari keburukan segala segala macam penyakit." *(HR Abu Daud nomor 1554 dan Ahmad)*.

Posting Komentar

0 Komentar