"CINTAILAH seseorang sekadarnya. Sebab, bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai itu pada suatu hari nanti menjadi orang yang engkau benci. Pun pula sebaliknya, bencilah seseorang sekadarnya. Sebab, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang engkau cintai.” (H.R. Tirmidzi).*
🌺 MEMBENCI merupakan tabiat manusia. Pada diri manusia tersimpan potensi rasa benci dan rasa benci tersebut bisa muncul ketika disakiti. Membenci karena disakiti mungkin masih termasuk kategori wajar asal tidak berlebihan.
🌺 BENCI dan cinta merupakan emosi jiwa yang bersifat dinamis, amat mudah berubah dari suatu waktu ke waktu lainnya. Maka, jika kita membenci sesuatu (seseorang), janganlah berlebihan dan hendaknya secara proporsional. Sebab, bisa jadi seuatu yang kita benci itu suatu saat bisa menjadi sesuatu yang kita cintai.
🌺 PUN pula sebaliknya. Jika kita mencintai sesuatu, jangan berlebihan dan secara proporsional (sekadarnya) saja. Sebab, boleh jadi sesuatu (orang) yang dicintai saat ini, boleh jadi akan menjadi sesuatu (orang) yang kita benci suatu saat kelak.
🌺 BANYAK manusia di dunia ini yang dahulunya saling memuji, menyanjung, dan mencintai, kemudian berubah menjadi saling menghujat, memaki, dan membenci. Pun pula sebaliknya. Begitulah hati manusia. Hati yang merupakan wadah cinta dan kebencian, keadaannya lebih cepat mengalami perubahan dibandingkan dengan air yang mendidih.
🌺 LANTARAN perubahan hati manusia yang begitu cepat tersebut, seyogianya cinta dan benci kita ekspresikan secara wajar, tidak berlebihan. Sebab, kita diajarkan untuk tidak berlebihan dalam segala hal termasuk dalam membenci dan mencintai sesuatu atau seseorang.
🌺 SEBAB, boleh jadi apa yang kita benci itu baik di mata Allah. Pun pula sebaliknya, apa yang kita cintai justru buruk di mata Allah.
🌺 ITULAH sebabnya, betapa elok jika kita bisa proporsional dalam membenci dan mencintai sesuatu. Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya), *_”Cintailah seseorang sekadarnya. Sebab, bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai itu pada suatu hari nanti menjadi orang yang engkau benci.Pun pula sebaliknya, bencilah seseorang sekadarnya. Sebab, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang engkau cintai.”_* (H.R. Tirmidzi).
🌺 ADALAH pelajaran bagi kita agar selalu memposisikan kebencian pada tempatnya secara proporsional. Sebab, boleh jadi orang yang kita benci hari ini, justru dialah yang menjadi penolong kita esok hari.
🌺 PERIHAL benci, Alquran berpesan, *_“… Dan, janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Sebab, adil itu lebih dekat kepada takwa…”_* (Q.S. Al-Maidah: 8).
🌸 *_SEMOGA Allah senantiasa rida menganugerahkan kepada kita semua: keselamatan dan rahmat, kesehatan dan kebahagiaan, umur panjang penuh berkah, rezeki halal, ampunan atas dosa kita, serta kemudahan mengarungi kehidupan._*
0 Komentar