FIZZIA - Ternyata ini Alasannya Kenapa Rumah Zaman Kolonial Terasa Lebih dingin walau tanpa AC
Mengapa rumah dan bangunan bergaya arsitektur era kolonial Belanda terasa lebih dingin dan sejuk? Beberapa mungkin mengaitkan dengan hal mistis atau horor. Namun apabila dibedah lebih teliti, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan arsitektur lawas cenderung lebih dingin dan sejuk.
Bangunan arsitektur era kolonial Bangunan peninggalan era kolonial yang masih dapat dijumpai di antaranya Lawang Sewu di Semarang, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta, Gereja Katedral di Jakarta, Gereja Blenduk di Semarang, dan lainnya. Saat memasuki bangunan khas Belanda, pengunjung akan merasakan hawa sejuk dan nyaman.
Penjelasan akademisi Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra, PhD mengatakan, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan era Belanda bisa terasa sejuk. Hal itu menurut Ashar dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah unsur-unsur yang ada dalam bangunan tersebut. Mulai dari dinding, atap, hingga lantainya.
Ashar menjelaskan, biasanya bangunan Belanda menggunakan pasangan bata dinding yang tebal. Batu bata yang tebal pada dinding secara teori itu akan meredam panas dari luar. Faktor lain yang berpengaruh yakni bangunan Belanda menggunakan sudut atap yang tinggi, lebih dari 50 derajat. Hal ini membuat ruang udara di bawah atap mampu meredam panas dari atap, sehingga kondisi di bawahnya tetap sejuk. "Lalu masih dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara di atap yang baik, sehingga ruang udara di bawah atap selalu dingin," ujar Ashar Tak hanya itu, tinggi tembok bangunan Belanda juga menyebabkan udara ruangan lebih sejuk dan lebih dingin.
Ciri arsitektur bangunan tempo dulu Dilansir dari kompas, (20/9/2021), dijelaskan mengenai ciri-ciri arsitektur bangunan khas Belanda yang terasa sejuk meski tidak menggunakan air conditioner (AC). Ini rinciannya:
1. Berwarna krem atau putih
Rumah bergaya Indis identik dengan cat dinding warna putih atau krem. Gaya tersebut tidak pernah berwarna mencolok atau cerah.
2. Memiliki jendela berlapis
Zaman dulu, jendela didominasi jalusi atau krepyak. Bentuk jendela berdaun ganda dan berlapis dua. Bagian luar jendela berupa jalusi atau krepyak dan bagian dalam jendela menggunakan hiasan kaca patri atau kaca transparan. Terdapat juga bentuk jendela berdaun ganda dan tunggal yang tidak berlapis dua, dengan ornamen pada jendela berupa jalusi atau krepyak.
Selain menggunakan jalusi, beberapa jendela juga menggunakan kaca patri. Jendela bagian dalam umumnya tidak memakai korden karena hiasan kaca patri tersebut berfungsi sebagai tirai. Jendelanya yang berlapis resisten terhadap maling yang masuk ke rumah.
3. Pintu yang memiliki lubang angin
Penggunaan jalusi juga digunakan pada pintu adalah ciri arsitektir tropis, sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap iklim tropis agar udara masuk ke dalam rumah. Serta, pada bagian atas pintu terdapat lubang angin atau ventilasi dari kayu yang menyatu dengan kusen pintu.
4. Atap berbentuk perisai
Bentuk rumah bergaya Indis berbentuk perisai atau limasan. Atap perisai yang diadaptasi dari bentuk rumah tradisional Jawa dan penyesuaian bentuk atap yang dibuat miring karena memberi ruang yang cukup antara atap dan plafon, sehingga ruangan di bawahnya tidak panas. Selain itu, terdapat parapet yang mengelilingi atap berguna untuk menyembunyikan peralatan atap, mengurangi beban angin di atap dan mencegah penyebaran kebakaran.
5. Dinding tebal
Kebanyakan rumah era kolonial berdinding tebal yang masih asli terbuat dari tembok bata memilki ketebalan dinding rata-rata 15 dan 30 cm.
Dengan ketebalan itu dapat membuat panas matahari butuh waktu lama untuk memanaskan dinding.
6. Memakai ubin berjenis PC dan teraso
Lantai pada rumah dengan langgam Indis menggunakan penutup dari teraso dan PC atau tegel karena mampu menyerap udara panas, sehingga ruang didalamnya terasa dingin.
7. Memiliki langit-langit yang tinggi
Rumah dengan gaya Indis identik dengan langit-langit yang tinggi karena sirkulasi udara dalam rumah dapat berjalan dengan lancar dan membuat rumah terlihat lebih luas.
8. Teras
Posisi teras pada gaya Indis biasanya terletak di depan rumah menjadi ruang peralihan antara bagian luar dan dalam rumah. Mempunyai teras menambah kesan mewah pada rumah, selain fungsinya untuk bersantai. Keberadaan teras di rumah bisa menjadi area sirkulasi udara dan masuknya cahaya matahari alami.
0 Komentar