Orisinilitas Al-Qur'an


Ketika Buya Hamka melakukan perjalnan ke Amerika tahun 1952, beliau diundang oleh Profesor Hendon untuk melihat-lihat pameran Bible (Injil) di Universitas Yale. 

Buya Hamka berkeliling sambil melihat-lihat manuskrip Bible dari abad ke abad. Bahkan ada yang berasal dari 800 tahun lalu. 

Ternyata Universitas Yale telah memimpin penelitian menyalin Bible King James yang berasal dari tahun 1612 M. Penelitian ini berjalan selama 15 tahun yang panitianya terdiri dari 40 gereja.

Mengapa penelitiannya memakan waktu selama itu? 

Sebab perkembangan Bahasa Inggris sejak 1612 M sampai saat itu (1952 M) telah mengalami banyak perubahan. Ini membuat proses transliterasi dan penerjemahan menjadi sangat sulit. 

Profesor Hendon menjelaskan kalau perdebatan antar peneliti tentang sebuah kata di Bible seringkali panas dan memakan waktu berbulan-bulan. Kalau tidak sepakat juga, mereka akan mengambil voting untuk menentukan kata tersebut. 

Sambil berbincang-bincang Profesor Hendon lalu berhenti dan berkata memuji Hamka :

*"Beruntunglah Tuan jadi orang Islam?"*

*"Sebab tuan mempunyai Al Qur'an yang tidak usah diperkomitmenkan dan dipanitiakan. Sebab tuan mempunyai bahasa suci yang asli dan tetap."*

"Bahkan Bahasa Arab yang terpakai setiap hari lah yang harus disesuaikan dengan Al Qur'an. Bukan Al Qur'an yang harus disesuaikan kepada perkembangan bahasa."

tambahnya... 

Orisinilitas ayat-ayat Al Qur'an bahkan terjaga hingga kini. Kita bisa uji mushaf tertua dengan usia 1.370 tahun yang ditemukan di Universitas Birmingham pada 2015.

Isinya sama dengan mushaf saat ini. Hal ini dikatakan sendiri oleh Profesor Universitas Birmingham yang ahli dalam Kristen dan Islam, David Thomas. 

"Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."

(QS. al-Hijr : 9)

Sumber : Zarkasy, Hamid Fahmi dkk 2021. Rasional tanpa Liberal.

Menjawab tantangan Liberalisasi Pemikiran Islam. 

Posting Komentar

0 Komentar