KARENA SUKA DAN DUKA ITU MEWARNAI KEHIDUPAN, MAKA JANGAN BERSEDIH KETIKA BERDUKA

 

**


_KEHIDUPAN ini tidak selamanya indah. Suka (senang)  dan duka (sedih) datang silih berganti. Hal itu semakin memantapkan hati untuk menilai bahwa kehidupan dunia ini adalah semu. Kebahagiaannya pun semu. Kesedihannya juga semu._


🌺 LANTARAN kehidupan dunia ini adalah semu, maka tentu ada kehidupan selanjutnya di hadapan kita. Itulah negeri akhirat, abadi dan hakiki. Di sanalah tempat istirahat dan bersenang-senang yang hakiki, yakni di surga-Nya yang penuh limpahan rahmat dan kenikmatan. 


🌺 ATAU kesengsaraan hakiki, di nereka yang panas membara. Tempat kembali bagi orang-orang yang durhaka kepada Sang Maha Pencipta.


🌺 PERLU kita sadari bahwa kesenangan dunia dan kesengsaraannya adalah ujian dari Tuhan semesta alam. Apakah kita menjadi hamba yang bersyukur saat diberi nikmat dan bersabar saat diberi cobaan, ataukah sebaliknya. Sebab,  dunia ini adalah negeri tempat ujian dan cobaan. 


🌺 TENTANG dunia sebagai negeri ujian dan cobaan, Allah berfirman (yang artinya), *_“Wahai manusia.  Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali.”_*  (Q.S. Al-Anbiya: 35).


🌺 SENANG dan sedih adalah sunatullah yang pasti mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula manusia yang terus-menerus dalam duka.  Semuanya merasakan suka dan duka datang silih berganti. 


🌺 ALLAH yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan agar manusia menyadari nikmatnya kebahagiaan, sehingga ia bersyukur dan berbagi.  Kesedihan pun diciptakan agar  manusia  tunduk bersimpuh di hadapan Tuhan Yang Maha Rahmat dan mengasihi, serta tidak menyombongkan diri. Hinggalah ia mengadu harap di hadapan Allah. 


🌺 OLEH karena itu, tidaklah tercela  jika seorang merasa sedih. Itu adalah naluri manusia. Tidak ada salahnya jika  memang manusia sedih secara wajar. Terlebih jika sebab-sebab kesedihan itu merupakan suatu hal yang terpuji.


🌺 KESEDIHAN yang terpuji, misalnya seperti  yang dirasakan oleh orang beriman saat melakukan dosa.  Perihal itu, Rasulullah SAW  mengabarkan bahwa  kesedihan akibat perbuatan buruk adalah  sebagai tanda orang beriman. *_"Barangsiapa merasa bergembira karena amal kebaikannya dan merasa sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman.”_* (H.R. Tirmidzi).


🌸 *_SEMOGA Allah  senantiasa rida menganugerahkan  kepada kita semua:  keselamatan dan  rahmat, kesehatan dan kebahagiaan, umur panjang penuh berkah, rezeki halal, ampunan atas dosa kita,   serta  kemudahan mengarungi kehidupan._*

Posting Komentar

0 Komentar