BAIK BURUKNYA ISTRI TERGANTUNG SUAMINYA

 


Ingin istri baik? Ajarin

Ingin istri cantik? Modalin

Ingin istri tenang? Nafkahin

Ingin istri patuh? Cukupin

Ingin istri taat? Contohin


Karena baik dan buruknya istri itu kebanyakan tergantung perilaku suami. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:


«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى»


“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku” 

HR at-Tirmidzi (no. 3895



Karena kalau bukan kepada anggota keluarganya seseorang berbuat baik, maka kepada siapa lagi dia akan berbuat baik? Bukankah mereka yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan kasih sayang dari suami dan bapak mereka karena kelemahan dan ketergantungan mereka kepadanya?2. Kalau bukan kepada orang-orang yang terdekat dan dicintainya seorang kepala rumah tangga bersabar menghadapi perlakuan buruk, maka kepada siapa lagi dia bersabar?.


Imam al-Munawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat argumentasi yang menunjukkan (wajibnya) bergaul dengan baik terhadap istri dan anak-anak, terlebih lagi anak-anak perempuan, (dengan) bersabar menghadapi perlakuan buruk, akhlak kurang sopan dan kelemahan akal mereka, serta (berusaha selalu) menyayangi mereka


____

Cantik jika suami memberikan hak berhias.

Bukan berhias berlebihan didepan umum, tapi berhias cantik menyenangkan didepan suami.

Tau kah hai suami,,kenapa sebelum menikah istrimu cantik tapi sekarang jelek,gemuk,lusuh,dll?

Karena dulu sebelum menikah istrimu dirawat oleh orangtuanya. Sekarang menjadi istri kamu,apa yg telah kamu lakukan?


Istrimu lupa merawat tubuhnya karena sibuk & lelah mengurus rumah, anak & dirimu..apa kamu membantunya?


Istrimu harus menerima berapapun uang yang kamu berikan padahal hanya cukup untuk makan seadanya. Apa kamu memberinya uang lebih untuk baju, make up, skn care, dsb?

___

Berakhlak jika suami mengajarkan budi pekerti.

Istrimu bukan bidadari yg sempurna, hanya wanita yg bercita-cita menjadi bidadari untuk suaminya.

Ajarkan istrimu akhlak mulia seorang istri dengan kasih sayangmu.

___

Pintar jika suami mengajarkan ilmu yg baik.

Istrimu adalah seorang pembelajar, yg tidak pernah menolak jika kamu berikan ilmu atau ijinkan belajar.

Jangan merasa tersaingi atau menghambat jika istrimu lebih pintar darimu. Allah memberikan hadiah istri pintar untuk membantumu. Bersyukurlah..

____

Isteri Shalihah jika suami membimbing ke jalan agama.

Istri shalihah karena suami shaleh, begitu pula anak dan keturunanmu.

Bimbinglah istrimu mengenal islam lebih dalam. Atau saling membimbing & mengingatkan jika istri mengenal islam lebih baik.

____

Istrimu adalah orang yang disayang & figur yang ditiru anak-anakmu. 

Berikan yang terbaik untuk istrimu agar bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anakmu.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ


“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS an-Nisaa’: 34).


Inilah sosok suami ideal, dialah lelaki yang mampu menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya bagi istri dan anak-anaknya. Memimpin mereka artinya mengatur urusan mereka, memberikan nafkah untuk kebutuhan hidup mereka, mendidik dan membimbing mereka dalam kebaikan, dengan memerintahkan mereka menunaikan kewajiban-kewajiban dalam agama dan melarang mereka dari hal-hal yang diharamkan dalam Islam, serta meluruskan penyimpangan yang ada pada diri mereka.


Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:

{وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولا نَبِيًّا. وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا}

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan dia (selalu) memerintahkan kepada keluarganya untuk (menunaikan) shalat dan (membayar) zakat, dan dia adalah seorang yang di ridhoi di sisi Allah” (QS Maryam: 54-55).


Inilah potret hamba yang mulia dan kepala rumah tangga ideal, Nabi Ismail ‘alaihissalam, sempurna imannya kepada Allah, shaleh dan kuat dalam menunaikan ketaatan kepada-Nya, sehingga beliau ‘alaihissalam meraih keridhaan-Nya. Tidak cukup sampai di situ, beliau ‘alaihissalam juga selalu membimbing dan memotivasi anggota keluarganya untuk taat kepada Allah, karena mereka yang paling pertama berhak mendapatkan bimbingannya.


Demukian pula dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqaan: 74).


Dalam ayat ini Allah Ta’ala memuji hamba-hamba-Nya yang beriman karena mereka selalu mendokan dan mengusahakan kebaikan dalam agama bagi anak-anak dan istri-istri mereka. Inilah makna “qurratul ‘ain” (penyejuk hati) bagi orang-orang yang beriman di dunia dan akhirat.


Imam Hasan al-Bashri ketika ditanya tentang makna ayat di atas, beliau berkata: “Allah akan memperlihatkan kepada hambanya yang beriman pada diri istri, saudara dan orang-orang yang dicintainya ketaatan (mereka) kepada Allah. Demi Allah, tidak ada sesuatupun yang lebih menyejukkan pandangan mata (hati) seorang muslim dari pada ketika dia melihat anak, cucu, saudara dan orang-orang yang dicintainya taat kepada Allah Ta’ala.

Posting Komentar

0 Komentar