FIZZIA - Pada 17 Oktober 1990, sekelompok petani di desa Wonoboyo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menemukan sebuah guci besar keramik China yang berisi artefak emas dan perak.
Temuan ini segera menarik perhatian dunia arkeologi Indonesia, karena merupakan salah satu temuan arkeologi terpenting di Indonesia. Artefak emas dan perak tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-9 era Kerajaan Medang (Kerajaan Mataram Kuno), yang merupakan salah satu kerajaan besar di Jawa pada masa itu.
Artefak emas dan perak yang ditemukan berjumlah 32 kg, yang terdiri dari berbagai macam benda, seperti bokor, baskom, gelang, cincin, piring, subang, tas tangan, gagang keris, manik-manik, dan uang logam. Benda-benda tersebut menunjukkan kesenian yang halus dan keahlian teknik yang tinggi dari pandai emas Jawa kuno. Beberapa benda juga memiliki ukiran adegan Ramayana, huruf "ta" yang merupakan singkatan dari "tail" atau "tahil" (unit mata uang Jawa kuno), dan tulisan "Saragi Diah Bunga" dalam bahasa Kawi, yang mungkin merupakan nama pemiliknya.
Temuan Wonoboyo tidak hanya berharga dari segi logam mulia, tetapi juga berharga dari segi sejarah dan budaya. Temuan ini memberikan informasi tentang kekayaan, ekonomi, dan pencapaian seni budaya pada masa Kerajaan Medang. Temuan ini juga menimbulkan dugaan bahwa situs Wonoboyo mungkin merupakan sisa-sisa pemukiman elite atau bahkan ibu kota Dinasti Sailendra, yang membangun Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Namun, untuk memastikan hal itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Saat ini, temuan Wonoboyo disimpan di ruang khazanah Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Sementara itu, replikanya dipamerkan di Museum Prambanan, Yogyakarta. Temuan Wonoboyo pernah dipamerkan di Australia pada tahun 1992.
0 Komentar