_AKHIR-AKHIR ini, kita banyak disuguhi informasi dari media sosial tentang banyaknya rasa kecewa, marah, kesal, dan sejenisnya. Kekecewaan itu sering membawa amarah yang mengakibatkan kerusakan sehingga sering kali menyebabkan kondisi malah makin memburuk. Ini yang kita ingin hindari bersama. Caranya adalah dengan kepasrahan sebagai kekuatan penangkalnya._
🌺 APA pun alasannya, kemarahan (apalagi menimbulkan kerusakan) tidak menyelesaikan masalah. Bahkan, kemarahan berpotensi menimbulkan masalah baru.
🌺 DARI situlah kita bisa belajar tentang makna kepasrahan sebagai sebuah kekuatan. Dari situ pula kita belajar tentang keyakinan seorang hamba kepada Tuhannya. Kita pasrah kepada Tuhan.
🌺TANPA kepasrahan, sulit rasanya kita berharap ada perubahan. Pasrah di sini diartikan sebagai keyakinan bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses; orang yang bersungguh-sungguh (dalam hal apa pun) akan mendapatkan hasil yang maksimal.
🌺 KEPASRAHAN harus ada di dalam pola kita berkehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, sulit rasanya berharap ada kepasrahan kepada-Nya (dalam hal apa pun) jika tidak memiliki keimanan yang kuat.
🌺 ITULAH yang akhir-akhir ini sering alpa di sekitar kita. Bagaimana mungkin bisa pasrah jika iman lemah? Bagaimana kita bisa pasrah jika keyakinan rapuh. Akibatnya, ketika harapan dan hasil berbeda, marah adalah solusinya.
🌺 PADAHAL, tugas kita sebagai manusia hanyalah memaksimalkan ikhtiar. Hasil itu prerogatif Tuhan. Oleh karena itu, penting sekali membangun kesadaran bahwa manusia tidak memiliki wewenang apa pun untuk menentukan apa yang dikehendakinya. Karena manusia hanya mampu membuat rencana, sementara hasilnya harus dikembalikan kepada Allah Yang Maha Kuasa.
🌺 SEPERTI makna ayat ini, *_“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkanmu. Akan tetapi, jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan) maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”_* (QS Ali imran ayat 160).
🌺 OLEH karena itu, tugas kita adalah memaksimalkan ikhtiar, memantaskan tindakan, dan meluruskan niat. Dengan begitu, kita bisa menjadikan sikap pasrah sebagai wujud kekuatan iman kita. Sebab, *_“Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pelindung.”_* (Q.S. Ali Imran: 74).
🌸 *_SEMOGA Allah senntiasa ridho menganugerahkan kepada kita semua: keselamatan, rahmat, kesehatan, umur panjang penuh berkah, rezeki halal, ampuna atas dosa-dosa kita, serta kemudahan mengarungi kehidupan._*
0 Komentar